Cara dan Langkah-Langkah Meracik Obat Tradisional yang Mujarab




Seperti yang kita ketahui saat ini harga obat-obatan farmakologi alias obat-obatan modern dari dokter atau rumah sakit semakin mahal saja dari hari ke hari. Bagi sebagian orang, obat-obatan itu bahkan tak terjangkau oleh kantong mereka. Maka tak heran saat ini banyak orang yang mulai melirik menggunakan obat tradisional.

Sebagian besar obat-obatan tradisional bahan-bahannya dapat ditemukan di sekitar kita, bahkan banyak yang terdapat di pekarangan rumah. Bahan-bahan ini biasanya disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). 

Banyak jenis tanaman obat yang bisa dengan mudah ditanam di pekarangan

TOGA memiliki khasiat yang sangat banyak. Mulai dari bagian batang, daun, buah, bahkan hingga akarnya. Misalnya saja daun jambu biji yang telah lama dipercaya sangat ampuh untuk membantu mengatasi gejala diare. Sementara buahnya dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan sakit maag hingga diabetes melitus.

Selain buah jambu biji, ada pula daun sirih yang sudah sangat terkenal memiliki banyak khasiat. Daun sirih banyak digunakan untuk daerah kewanitaan, juga sebagai obat batuk, antiseptik, serta obat kumur. Dau sirih memang dipercaya mampu membunuh mikroorganisme berbahaya.

Lalu bagaimana caranya untuk meracik obat-obatan tradisional? Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan?

Meracik tanaman obat menjadi sebuah racikan butuh proses yang cukup panjang, namun sebagai hasilnya kita akan memperoleh hasil yang memuaskan.

Langkah awal dalam meracik obat tradisional adalah melemaskan tanaman yang akan digunakan. Meracik adalah membuat tanaman yang awalnya segar menjadi kering sehingga bisa dijadikan ekstrak tanaman. Selain itu tujuan dari meracik adalah untuk membuat kandungan yang ada di dalamnya menjadi seimbang dan lebih awet. Oleh karena itu dari proses awal hingga akhir bisa diterapkan pada berbagai tanaman.

Cara meracik obat tradisional/herbal

Proses awalnya adalah pelemasan yang diawali dengan menghaluskan atau mencincang tanaman obat. Proses ini bisa dilakukan ketika kondisi tanaman masih segar atau sudah kering ketika dijemur. Setelah itu tanaman obat tersebut dicincang menggunakan gilingan atau blender, atau alat lainnya yang sejenis. 

Perlu diingat bahwa setiap kali menghaluskan atau mencincang tanaman adalah bahwa semakin tipis cincangannya maka akan semakin baik, karena menunjukkan kandungannya akan semakin terbuka sehingga membuatnya lebih efektif saat diekstraksi.

Setelah tanaman obat tadi dicincang dan dihaluskan, maka berikutnya adalah proses ekstraksi. Proses ini sebenarnya adalah proses yang cukup rumit dan tidak bisa perlakuannya sama antara satu tanaman obat dengan tanaman obat lainnya. Beberapa tanaman obat yang sudah dihaluskan bisa diekstraksi dengan ditambahkan air dan hanya butuh menunggu beberapa menit, sedangkan ada juga yang harus ditambahkan alkohol dan menunggu hingga berminggu-minggu.

Proses ekstraksi biasanya dilakukan sebagaimana membuat teh hangat. Masukan racikan yang sudah kering ke dalam gelas tertutup kemudian sirami dengan air panas. Diamkan hingga dingin dan kemudian siap untuk diminum.

Ramuan obat tradisional herbal

Untuk proses ekstraksi menggunakan air panas, campurkan bahan dengan asam (bisa menggunakan perasan lemon). Asam digunakan untuk melepaskan komponen dari dalam tanaman tersebut. Gunakan alat yang sama dengan proses ekstraksi yang pertama, yaitu dengan gelas tertutup rapat lalu diamkan hingga dingin.

Proses ekstraksi yang terakhir adalah menggunakan alkohol. Mungkin sebagian orang akan menolak mencampurkan racikan obat dengan alkohol. Namun beberapa tanaman obat yang akan diekstraksi membutuhkannya untuk melepaskan komponen. 

Jika tidak ingin menggunakan alkohol, maka bisa diganti dengan ethanol alami yang dapat diperoleh di apotek. Diamkan racikan dalam alkohol atau ethanol hingga beberapa saat tergantung dari jenis tanaman obatnya.

Jenis ekstraksi yang mana yang Anda coba pada racikan? Apakah hanya dengan merebus, mencampurkannya dengan asam, atau bahkan dengan tambahan alkohol? Semuanya sama-sama berkhasiat jika diaplikasikan secara tepat sesuai dengan kemampuan tanaman obat tersebut dalam melepaskan komponen berkhasiatnya.

Sementara itu, penyimpanan ekstraksi sendiri bergantung pada media yang digunakan. Untuk cara penyimpanan menggunakan aturan umum adalah ekstrak dari tanaman berkhasiat tersebut sangat baik apabila disimpan pada botol yang gelap atau ditempat yang gelap dan tertutup serta terhindar dari sinar matahari.

Untuk jenis botolnya disarankan untuk memilih botol yang terbiat dari kaca, bukan plastik atau metal, serta jangan lupa untuk menutupnya rapat-rapat agar terhindar dari udara dan kontaminasi dari luar. Bila perlu, segellah botolnya dan beri label pada botol agar tak tertukar dan dapat diketahui dengan cepat bila ingin digunakan pada saat tertentu.

Sumber tulisan :

Kitab Tanaman Berkhasiat Obat (Tandie Herbie)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel